Singkong gajah adalah jenis singkong atau ubi kayu
asal Kalimantan Timur. Ditemukan kembali oleh Prof.Ristono, guru besar
Univ. Mulawarman, pada tahun 2006. Beliau lalu mulai mengembangkannya
pada tahun 2008. Hasilnya cukup bagus. Produksi rerata ubi segar jenis
ini per hektar adalah 120 ton. Satu kali musim tanam adalah selama 10
bulan.
Harga ubi segar saat ini, sesuai kontrak
2013-2014 antara petani dengan pihak pabrikan, dipatok pada angka
rp.700/kg. Harga itu adalah harga nett. Artinya upah panen dan ongkos
angkut sudah ditanggung pengelola pabrik. Pabrik dimaksud adalah pabrik
pengolahan ubi di Sumatera Utara. Bagi petani yang tidak ikut teken
kontrak, biasanya para agen mengenakan harga rp.650/kg.
Jika hasil panen singkong gajah itu dihitung,
maka 120.000 kg ubi segar dikali rp.650, akan menghasilkan uang
rp.78.000.000,-. Ada pun biaya penanaman satu hektar ubi gajah terhitung
sekitar rp.18.000.000,-. Jadi, petani masih mendapat keuntungan
sebanyak enam juta rupiah setiap bulannya, dari menanam singkong gajah
satu hektar. Namun, perhitungan tadi tidak menyertakan sewa tanah,
karena tanah dianggap milik petani. Juga tidak menghitung bunga bank,
karena dianggap modal awal adalah milik petani.
Lalu, bagaimana sebaiknya membudidayakan singkong gajah?
Tanaman singkong, jenis apapun, membutuhkan tanah
yang subur dan gembur. Juga memiliki kadar air yang cukup, namun tidak
boleh berlebihan. Singkong juga membutuhkan sinar matahari yang cukup,
tidak boleh terlalu ternaungi teduhan. Sebagian besar kebun singkong di
daerah kami, merupakan tanah luas yang kosong jika sedang tidak
ditanami.
Mula-mula, gulma dibersihkan jika ada. Tanah
lalu ditraktor. Kemudian pupuk kandang disebar. Sebaiknya jumlahnya 40
ton atau lebih untuk satu hektar lahan. Bagi lahan yang punya sejarah
serangan jamur, maka tebarlah tanah kapur atau pupuk abu atau Dotani
atau abu janjang hasil pembakaran janjangan sawit secukupnya. Seminggu
kemudian, tanah kembali di traktor, lalu ditanami dengan jarak tanam 1×1
meter. Jadi, dalam satu hektar lahan ada 10.000 pokok singkong gajah.
Panjang stek sekitar 20 cm, dan dibenamkan sepertiganya. Stek jangan
sampai terbalik.
Begitu penanaman selesai, maka langsung dipupuk
dengan urea. Urea selain menyuplai nitrogen, juga berguna untuk
mengendalikan rayap tanah yang suka memakan perkayuan stek singkong yang
ditanam. Taburkan keliling 50 gram urea jarak 10 cm dari pangkal stek.
Urea yang terpakai untuk satu hektare tanaman
singkong gajah jadinya adalah 500 kg. Harga urea (subsidi) saat ini
adalah rp.100.000/sak, isi 50 kg. Otomatis, dana pembelian urea ini
adalah rp.1 jt.
Pada usia sebulan, lakukan pengurangan cabang.
Tinggalkan hanya satu cabang dalam satu pohon. Pilih yang paling sehat.
Potonglah cabang yang akan dibuang dengan pisau stainless steel.
Pada singkong biasa, penjarangan cabang
dilakukan pada usia 3 bulan. Tapi hal ini tak bisa dilakukan pada
singkong gajah, karena tinggi cabang singkong gajah pada usia 3 bulan
sudah mencapai 120-140 cm.
Pada usia tiga bulan, pupuklah dengan NPK
16-16-16. Jika tidak ada, bisa juga memakai NPK 12-12-12-4. Satu pohon
cukup 50 gram saja.
Kalau ada serangan kutu putih, semprot dengan
pestisida Decis atau Matador. Selanjutnya lakukan pendangiran,
maksudnya, gulma digaruk lalu tanah garukan dibumbunkan ke pangkal
pohon.
Tanaman singkong tidak boleh tergenang air.
Buatlah parit jika diperlukan. Bila ada serangan tikus yang masif, maka bisa dikendalikan dengan rottensida.
Biasanya, pekerjaan petani singkong selesai
pada bulan ke tiga ini.
Selanjutnya hanya menunggu masa panen. Berarti
petani memiliki waktu tujuh bulan untuk melakukan kegiatan lain. Singkong gajah dipanen setelah berusia sepuluh
bulan penuh. Harus diperhatikan bahwa ubi Segar harus segera diangkut ke
pabrik, karena singkong segar tidak tahan lama. Pohon singkong dicabut, lalu pangkal batangnya
dipotong. Setelah itu baru umbinya dilepaskan dari rumpun dengan
menggunakan parang pendek.
Batang singkong dikumpulkan, diikat per
duapuluh batang, lalu dibawa ke tempat teduh. Posisinya letakkan dalam
keadaan berdiri. Batang singkong jangan dipotong hingga hari penanaman.